Steven Anthony Ballmer (lahir 24 Maret 1956; umur 56 tahun) adalah seorang pengusaha asal Amerika Serikat yang menjabat sebagai CEO Microsoft Corporation sejak bulan Januari 2000.
Ballmer menempati tempat kedua setelah Roberto Goizueta dalam peringkat milyaderyang mendapatkan opsi saham sebagai karyawan di sebuah perusahaan yang bukan miliknya atau milik keluarganya. Dalam peringkat orang terkaya di dunia versi Forbes, Ballmer menempati peringkat ke-43 orang terkaya di dunia, dengan kekayaan diperkirakan mencapai $15 miliar.
BIOGRAFI
Steve Ballmer lahir pada tanggal 24 Maret 1956 dan menghabiskan masa kecilnya diDetroit, Michigan. Pada tahun 1973, ia lulus dari Detroit Country Day School, sebuah sekolah menengah, dan saat ini menjadi dewan direktur di sekolah tersebut. Pada tahun 1977, ia lulus dari Havard University. dengan gelar sarjana matematika dan ekonomi. Ketika di kampus, Ballmer dipercaya mengelola tim football Havard, bekerja di koran Harvard Crimson dan Harvard Advocate, dan berteman dengan Bill Gates. Setelah lulus, ia bekerja selama dua tahun sebagai assistant product manager di Procter & Gamble. Di sana ia menempati ruang kantor yang sama denganJeffrey R. Immelt, CEO General Electric saat ini. Pada tahun 1980, ia di drop out dari Stanford University Graduate School of Business.
Ballmer menikah dengan Connie Snyder, seorang karyawan di agen relasi publik (public reltions) Microsoft, dan memiliki tiga anak. Istrinya merupakan bibi dari mantan pemain major league baseball Ben Petrick.
Karier di Microsoft
Steve Ballmer bergabung dengan Microsoft pada 11 Juni 1980, dan kemudian menggantikan Bill Gates sebagai CEO. Saat ini, Ballmer menjadi karyawan terlama yang bergabung dengan Microsoft setelah Bill Gates dan pernah mengepalai berbagai divisi di Microsoft termasuk "Operating Systems Development", "Operations", dan "Sales and Support." Pada bulan Juli 1998, ia dipromosikan menjadi presiden Microsoft.
Pada bulan Januari 2000, ia resmi menjabat sebagai CEO[1] Pada tahun 2003, Ballmer menjual 8,3% sahamnya atas Microsoft, sehingga kini ia hanya memiliki 4% saham perusahaan tersebut. Pada tahun yang sama, Ballmer mengubah program kebijakan opsi saham karyawan.